Monday, April 19, 2010

Gunung Berapi vs Penerbangan

Beberapa hari ini media massa gencar memberitakan soal ledakan gunung berapi Eyjafjallajoekull di Islandia. Akibat dari bencana ini memang sangat masif. Sampai badan kesehatan dunia WHO menyarankan bagi masyarakat di sekitar untuk mengurangi aktivitas di luar rumah karena banyak partikel abu vulkanik yang tidak terlihat mata berukuran kurang dari satu mikron (seperseribu millimeter).


Industri Yang paling terkena dampaknya adalah penerbangan. Hampir separuh dari kegiatan penerbangan sejak lusa kemarin kosong di setiap bandar udara di kawasan Eropa Utara.


 

Terimakasih kepada Information is Beautiful, saya dapat mengetahui perkiraan CO2 yang dihasilkan Eyjafjallajoekull, yaitu sebanyak 7.412 ton per hari. Data ini diambil dari rasio perbandingan SO2 yang dikeluarkan sebanyak 3.000 ton per hari.

Lalu bagaimana dengan emisi dari industri penerbangan? Menurut data <a href="http://bit.ly/planevolcano">-klik disini-</a> Industri penerbangan di seluruh Eropa memberikan sumbangan emisi CO2 sebesar 344.109 ton per hari. Sedangkan, akibat letusan ini, 60% penerbangan di seluruh Eropa dibatalkan. Akibat pembatalan ini saja, terdapat 206.465 ton emisi CO2 yang gagal sampai ke atmosfer bumi.

Jadi, letusan gunung Eyjafjallajoekull yang sangat masif ini pun ternyata masih kalah dengan emisi yang dihasilkan hanya dari industri penerbangan di seantero Eropa. Terbayang kan bagaimana bencana tidak alami seperti yang dihasilkan industri penerbangan dapat melebihi bencana alami seperti letusan gunung berapi di Islandia.

Menarik, karena sekali lagi kita harus kembali berpikir mengenai nasib bumi di masa depan. Pengurangan emisi karbon harus dilakukan, karena bencana yang ditimbulkan emisi karbon dapat lebih masif daripada letusan Eyjafjallajoekull di Islandia.

Salam hangat~




ps. Dapat dilihat di <a href="http://www.satuportal.net/node/2579">SatuPortal</a>